![]() |
Dok pribadi. YKN. |
Opini: meni douw.
Wilayah MEEPAGO adalah wilayah yang bertradisi, dan diperjuangkan melalui pengorbanan, penderitaan, untuk mencapai hidup yang bermakna. Ketika kami masih mudah, kami telah dibesarkan dan dipelihara dengan petatas, keladi, dan beberapa makanan alamiah lainnya. Namun saat ini, generasi penerus dilupakan dengan makanan alamiah karena terbiasa dengan makanan berminyak. Makanan berproduk pabrik sepertinya; Beras, Ayam kulkas,togel,dadu dan ceme sehinga menyebabkan orang papua malas untuk bekerja.
Sebelum masuk pemerintah atau Negara indo papua dan khususnya di Wilayah MEEPAGO pedalaman papua para leluhur yang biasa mengungkapkan bahwa Suatu saat orang-orang yang kamu tak mengenal mereka akan mendominasi negeri ini. Dan para leluhur juga telah menyampaikan sebagai ingatan kepada anaknya sebagai pengganti generasinya pada kemudian hari. Pesan dari seorang bapak tersebut adalah bahwa generasi kami pola berfikir yang logis, bertradisi tetapi hidupnya terpenuhi dengan sumber kelimpahan. Bekerja untuk memenuhi kehidupan keluarga melalui pengorbanan, keringat adalah sosok yang berbudaya bagi Rumpun Melanesia.
Ada salah satu Bapak namanya “ekoaibi ” yang berpesan kepada anaknya bahwa, setiap manusia hidup hanya melalui berdoa dan bekerja adalah istilah berwarisan bagi orang Melanesia. Tanpa bekerja dan berusaha kita tidak mungkin dapat makan itulah kata-kata bijak dari para leluhur. Banyak generasi penerus terjebak dengan rayuan yang tidak mendapatkan keuntungan pada era modern ini.
Baca juga. Oap Mengangkat Lagu perjuangan.
Covis-19 awal terjadi di china bulan desember 2019 lalu sampai saat ini Masih bertumbuh. sehingga Virus itu mengorbankan nyawa manusia di seluruh dunia maka terjadi Mogok Sipil Internasional (MSI) secara global, dan sementara Covid-19 melanda dunia dan menghabisi jutaan manusia di muka bumi.
Maka virus itu Mengajarkan orang papua kembali ke Taman Eden yang kudus sambil kibarkan bendera makanan lokal yang diwariskan dari nenek moyang kita. Agar menciptakan sebuah Perdamaian dalam bidang pangan lokal itu sendiri untuk menjamin keluarga kita dari dusung kita
Tentunya Peristiwa ini menandakan bahwa orang asli Papua [OAP] kibarkan bendera makanan lokal Papua agar kembali menata kehidupan yang lebih baik dan hidup yang harmonis dan turuti hukum Tuhan Allah dan hukum adat yang berlaku di bumi Cendrawasih itu
Dan penulis juga di petik sebuah kalimat pendek yang diangkat menjadi topic sejak tahun 2019. Gereja katolik Dekenat Tigi keuskupan Timika telah mengambil Thema, "Kembali ke tanah kudusku", usai acara Musyawarah pastoral Mee ,(MuspasMee) yang di gelar di Paroki Kristus kebangkitan Kita Damabagata, Tigi Timur , Deiyai . Pada bulan Februari 2020. Sebelum terjadi Covid-19 itu,
Dalam acara itu, beberap diakon dan pastor telah memberikan materi dan pemahaman untuk mengelola tanah secara utuh untuk kibarkan bendera makanan lokal disamping rumah agar kita menjamin keluarga sendiri dari kita punya tanah sendiri supaya tidak terlena dalam dampak Covis-19 itu
saya angkat kembali karena Thema itu sangat penting untuk orang Papua saatnya untuk kibarkan bendera makanan lokal yang hampir punah dalam dunia global. Karena duluh orang tua kita, mereka bisah menjamin keluarga itu sendiri sehinga umur punjuga menahan sampe satu dua abat karena mereka mengkomsungsi makan tradisional papua itu sendiri.
Tapi Sayangnya, Saat ini orang papua pu hidup tergantun, karena kita tidak mau kibarkan makan local dan tidak mau kembali mengelolah Taman Eden yang tuhan di wariskan kepada bangsa Melanesia untuk mengelolah taman kecil itu sendiri agar kita tak mudah terpercaya dengan berbagai hal namun hanya mau hidup dengan makanan dari pabrik saja sehinga hidup kita hegemoni.
Sala satunnya covis-19 karena sudah terjadi Mogok Sipil (MSN) secara Internasional di seluruh dunia artinya tidak ada ekspor dan impor baik berupa barang maupun orang dari satu wilayah ke wilayah lain sebab itu kita bisa krisis pangan dan Ekonomi.
Maka dari itu, Untuk orang Papua khusus Mepagoo, hari bagimana kesiapan diri untuk menata kehidupan yang kokoh untuk olah taman eden sambil kibarkan bendera makanan local dan kembali ke tanah kudus untuk memasang api tungu dari keluarga kita itu sendiri.
Corona atau COVIS-19 itu Mengajarkan kita bersatu Untuk kembali Taman Eden yang kudus sambil kibarkan bendera makanan lokal yang diwariskan dari nenek moyang kita itu. Supaya di kuatkan bidang pangan lokal itu sendiri karena Negara ini akan mengalami krisis ekonomi dan pangan maka orang asli papua (OAP) Kembali ke kampung kita berkebun untuk mengali potensi-potensi pangga lokal kita, seperti Ubi (nota), keladi (Domo), singgkon ubi kayu (piya nota) dan sayur-sayuran local lainnya sebab kita komsumsi makanan local berarti bias bertahan satu dua abad umur kita.
Jadi Saatyna orang papua kembali kibarbarkan bendera makanan local dan kita tinggal bersama keluarga di kita di dusung kita, Kita jangan anggap reme makana buatan dari pabrik itu. kita sadar dan jaga diri kita dan keluarga kita. Sebab Kita orang papua hanya 2 juta jiwa saja kawan, maka itu kembali ke dusun masing-masing untuk kibarkan makanan local dan mengelolah taman enden yang kudus sambil memasang tungu api dari keluarga kita itu sendiri.
Disamping itu, jangan lupa mendoakan dan saling memberitahu sesama orang papua karena virus ia tidak memandang siapapun dia, kaya, miskin, pastor pendeta,dokter ,perawat dan lain-lainnya oleh sebab itu, Kita diam di kampung kita, untuk kibarkan makanan local agar melawan virus Covis-19, lawan virus Kolonial,virus kapitalisme, lawan virus militerisme dan lawan virus imprealisme dari bumi cenderawasi papua melaluai bidang itu.
Mari membangun kesadaran diri kita bersama , bangkit dan berdiri, melawaa berbagai virus yang beredar di bumi papua , badai akan berlalu. Maka Siapkan diri kita, keluarga kita, dari kampung kita, untuk melawan dan mewujudkan harapan bangsa kita bersama. kita jaga diri kita, keluarga kita, kampung kita agar kembali taman enden yang kudus untuk kibarkan bendera makanan local dari papua itu sendiri, sebagai bangsa Melanesia yang tuhan menempatkan kita orang kulit hitam berambut keriting di bumi cenderawasi, papua.
Penulis Adalah Mahasiswa Asal Papua Yang Sedang Menempu Pendidikan Di Sala Satu Kampus (ITM) Di Manado Sulut)
Tag :
OPINI
0 Komentar untuk "OAP kembali Taman Eden Yang Kudus, kibarkan Bedera makanan local, "